Untuk melupakan masa lalu, Tesa pergi ke Australia. Ketika dia kehabisan biaya kuliah, temannya, Pika, menawarkan pekerjaan sebagai perawat. Pasha adalah mahasiswa kedokteran yang menjadi buta karena kecelakaan lalu lintas. Sebagai perawatnya, Tesa diharuskan mengganti nama jadi Selina agar Pasha tidak tahu identitasnya. Setelah beberapa kali dioperasi, penglihatan Pasha berangsur pulih dan Tesa pun diberhentikan. Kegiatan tambahannnya di luar kuliah kini cuma memberi les bahasa Indonesia. Dia ingin melupakan segala-galanya termasuk Pasha. Namun tak dinyana, pada suatu hari kelabu, mereka berdua justru kesamprok! Pasha tentu saja tidak mengenalinya, tapi perasaan Tesa kacau balau. Terlebih ketika Pasha setelah tahu dirinya orang setanah air-bertanya, kenalkah dia dengan Selina?! Oh, kau tidak lupa! pekiknya dalam hati. Dia ingin mengangguk seribu kali, namun hati nuraninya melarangnya. Dia masih ingat Shakira dan Gofar, dia tak ingin menimpakan musibah yang sama pada Pika, tunangan Pasha. Dengan lesu, dia menggeleng dan berucap pelan, "Tidak, aku tak kenal Selina..." Hatinya berdarah melihat keputusasaan di wajah tampan itu. Oh, Pasha, bila kau tahu!
Pada awal tahun tujuh puluhan, saat masyarakat kita haus akan novel hiburan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, bertiuplah angin baru dalam dunia novel kita, Karmila. Novel yang ditulis oleh Marga T yang saat itu masih mahasiswi kedokteran dan terbit pada bulan Desember 1973 itu langsung meledak dan mengalami cetak ulang berkali-kali. Diilhamkan oleh sukses Karmila ini, banyak penulis lain yang kemudian mengikuti jejak Marga T, menulis novel-novel manis. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman, tulisan Marga T yang kini dokter merangkap ibu rumah tangga semakin bervariasi. Tidak hanya kisah-kisah cinta yang manis, tetapi juga novel detektif, spionase, dan bahkan cerita satire. Tetapi apa pun bentuk tulisannya, semuanya tetap memperlihatkan kebolehan Marga T. sebagai juru cerita yang lihai.