Dewi sangat sedih ketika menyadari bahwa ibu Rayhan, kekasihnya, sangat tidak menyukainya. Bagi Ibu Susetyo, Dewi yang bekerja sebagai penyanyi kafe adalah gadis murahan yang tidak pantas bersanding dengan putranya yang calon direktur. Oleh sebab itu, Dewi memutuskan untuk menjauhi Rayhan.
Namun Dewi tak mengira bahwa hubungan sesaat dengan Rayhan telah membuahkan janin dalam rahimnya. Panik, karena tahu bahwa dia tak mungkin lagi mencari nafkah dalam keadaan hamil, membuat Dewi berusaha mencari Rayhan kembali. Namun laki-laki itu telah pergi jauh, tanpa mengabari dirinya.
Dalam keadaan putus asa Dewi menerima uluran tangan Didit, kakak Rayhan, yang menawarinya perkawinan di atas kertas, agar bayinya memiliki bapak. Sementara Didit sendiri juga berkepentingan dengan perkawinan pura-pura ini.
Tentu saja perkawinan mereka membuat Ibu Susetyo semakin membenci Dewi. Dan puncak kesengsaraan Dewi adalah ketika Rayhan tiba-tiba muncul kembali di hadapannya, memandangnya dengan sinis, karena yakin bahwa Dewi memang tipe gadis seperti yang dikatakan ibunya. Padahal kemunculan Rayhan telah menghidupkan kembali kuncup-kuncup cinta Dewi pada lelaki itu...
Maria A. Sardjono sudah menulis sejak remaja tetapi baru dipublikasikan mulai tahun 1974. Hingga kini karyanya berjumlah 80 buku, sebagian dimuat sebagai cerita bersambung terlebih dulu, 150 cerpen, belasan cerita anak-anak, beberapa naskah sandiwara radio, satu buku ilmiah, dan puluhan artikel tentang berbagai macam topik. Ia adalah sarjana Filsafat Sosial Budaya dan master di bidang Filsafat Humaniora. Ia menikah dengan A.J.Sardjono dan dianugerahi empat putra yang semuanya sudah beranjak dewasa